Saya memiliki kekaguman tersendiri terhadap sosok security.
Satpam, menurut saya adalah sosok tertulus dalam
pekerjaannya. Entahlah, apakah karena saya selalu memiliki pengalaman lucu dan
unyu dengan para satpam, atau kenapa, saya tidak begitu paham.
Kalau saya sedang belanja bulanan dan membawa barang belanjaan
berat di dalam kardus, jika ada satpam di dekat saya, ia pasti akan membantu
saya membawakan kardus belanjaan saya yang beratnya segambreng itu.
Beberapa tempat memiliki sosok satpam yang
ramah-ramah, bank adalah salah satu tempat dimana satpamnya terkenal
ramah-ramah. Jika sedang punya urusan, satpamlah yang sibuk menanyai saya mau
ngapain. Ramah dan sopan, bahkan lebih ramah daripada Tellernya :DD
Tidak hanya itu, sebagai anak dari ayah yang bekerja
di bank, satpam selalu membantu saat-saat transisi saya ketika ayah saya
dipindahkan di tempat baru. Seperti biasa, saya pasti belum bisa hafal jalan,
maka satpamlah orang yang selalu dengan ramah mengantar jemput saya. Saya
bahkan pernah dibeliin bakso ojek waktu SD sama salah seorang satpam. Sungguh
unyu :’)
Tidak hanya unyu, satpam juga lucu. Biasanya saya suka
sebal dan risih kalo ada orang isih yang mbajul saya. Mbajul disini, kalian
tahu lah, sikap bersiul-siul dan manggil-manggil enggak jelas—paling sering
dilakukan oleh tukang bangunan, fyi. Nah, anehnya, kalo yang mbajul saya adalah
seorang satpam—saya maafkan, Pak. Saya maafkan!
Tidak hanya itu, saya juga jaraaang banget ditegur
satpam. Pernah beberapa kali waktu saya dan seorang teman saya malam-malam lagi
galau terus iseng pergi ke rooftoop amplas dan berdiri di pinggiran gedung. Alhasil,
kami positif ditegur satpam. Tapi rasanya kok kalau yang ngomong itu satpam,
itu pasti demi kemaslahatan umat. Demi kebaikan kami juga. Rasanya kayak lagi
dimarahin ayah. Mengayomi. Mangkel pun hilang dalam sekejap.
Kriteria Satpam favorit saya adalah yang umurnya sudah
cukup tua, sekitar 40-an tahun dengan badan agak gemuk dan berkumis. Biasanya
satpam dengan bentuk kayak gini kalo senyum rasanya menenangkan. *masya allah, aku nggawe kriteria satpam
idaman… Gusti. Ada yang salah denganku…*
Entahlah, satpam membuat saya merasa aman. Jika nyaman
adalah bra, maka aman adalah satpam.
Kasta tertinggi dalam kehidupan persatpaman adalah
Paspampres. Dalam sebuah perjalanan dengan kereta api, waktu saya hendak pulang
kampung ke Indramayu dulu, saya pernah tidak sengaja satu gerbong dengan satu
gerombolan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden).
Paspampres ituu… uuuwh~~ Bajunya hitam-hitam, rambut
cepak, badan besar dan tegap, mata elang menyorot tajam seakan berkata, “Tenang,
cantik, you are safe with me.”
*gusah-gusah
imajinasi ngawur dari kepala*
Mungkin hal ini disebabkan karena saya adalah orang
yang paling parnoan ketika berada di dalam perjalanan jauh. Dikit-dikit cek
tas, dikit-dikit liat kanan kiri, terlalu awas. Kalau sedang berada di airport
atau stasiun, saya adalah orang yang akan paling lebay dalam mengempit dan
menggenggam tas. Entahlah, saya paling parno takut tas dicopet, juga paling
parno takut kalo sedikit lengah, yang jelas.. saya paling parno takut
dihipnotis. Padahal saya terbukti nggak bisa dihipnotis. Beneran, cerita
tentang saya enggak bisa dihipnotis bisa dibaca disini.
Tapi semenjak kedatangan abang-abang Paspampres itu…
Uwwwh~ dunia serasa indahnya… *nyanyi* Di depan ada pak Paspampres, di samping
ada pak Paspampres, di belakang juga pak Paspampres! Kyaaa. Bikin saya merasa
sepesial. Bikin saya merasa jadi presiden, lebih dari itu, bikin saya ngerasa
kayak permaisuri yang harus dilindungi. Kyaaa! Bayangin aja deh berada di
gerbong yang hampir seluruhnya diisi oleh cowok-cowok matang tegap berkharisma
pemegang lisensi keamanan nasional--bahkan internasional? (Fyi, anggota Paspampres jarang banget yang
masih mas-mas, om-om matang gitu rata-rata) Kagak nahan bok! >_< *macak tante genit*
Pernah dengar kalau seorang cowok harus bikin
perempuan merasa aman? Ya, itu benar sekali. Sayangnya standar rasa aman saya
tinggi, keamanannya harus ala Paspampres :( *brb nyuruh pacar training jadi
Paspampres*
Tampang security,
hati Hello Kitty, sering dengar istilah itu kan? Menurut saya, istilah itu
adalah istilah yang super benar! Dibalik tampang sangar dan cool mereka *kyaa*
seorang satpam adalah seseorang yang sangat lembut dan penuh perhatian. Hanya
bermodalkan penthung, seorang satpam
berani menawarkan rasa aman kepada semua orang yang didekatnya. Penthung-nya padahal kecil banget,
dithuthuk penthung itu paling pol
juga pingsan. Tapi dia percaya diri, satpam itu keren, bagi satpam yang penting
adalah dedikasi dan ketulusan. Semua aman, semua senang!
Bisa bayangkan dunia tanpa satpam? Nggak aman. Malah
bagi saya, satpam bisa memberikan rasa aman yang jauh lebih besar daripada
polisi—belakangan, kalo ada polisi, yang ada di benak saya malah grogi dan
panik, takut disamperin terus ditilang, padahal saya tahu saya sudah bawa surat
dan STNK lengkap. Yang bikin saya wondering,
kok polisi yang harusnya memberi rasa aman malah bikin saya ketakutan ya?
Tapi, rasa aman—secure—adalah
kebutuhan. Primer. Terutama bagi wanita. Rasa secure adalah variabel terpenting dalam sebuah relationship. Jika sudah merasa aman, maka percayalah, dunia
rasanya akan baik-baik saja. Yup, I mean
it ;) Jadi jika pacar kalian punya tampang kayak security, jangan berkecil hati, doakan hatinya seperti Hello Kitty dan nikahilah!
*menutup tulisan dengan googling list nama personil Paspampres*
*Terima kasih untuk Atta atas inspirasi tulisan malam ini :"3
No comments:
Post a Comment