Friday, May 18, 2012

Laskar Pemuja Security


Saya memiliki kekaguman tersendiri terhadap sosok security.
Satpam, menurut saya adalah sosok tertulus dalam pekerjaannya. Entahlah, apakah karena saya selalu memiliki pengalaman lucu dan unyu dengan para satpam, atau kenapa, saya tidak begitu paham.
Kalau saya sedang belanja bulanan dan membawa barang belanjaan berat di dalam kardus, jika ada satpam di dekat saya, ia pasti akan membantu saya membawakan kardus belanjaan saya yang beratnya segambreng itu.
Beberapa tempat memiliki sosok satpam yang ramah-ramah, bank adalah salah satu tempat dimana satpamnya terkenal ramah-ramah. Jika sedang punya urusan, satpamlah yang sibuk menanyai saya mau ngapain. Ramah dan sopan, bahkan lebih ramah daripada Tellernya :DD
Tidak hanya itu, sebagai anak dari ayah yang bekerja di bank, satpam selalu membantu saat-saat transisi saya ketika ayah saya dipindahkan di tempat baru. Seperti biasa, saya pasti belum bisa hafal jalan, maka satpamlah orang yang selalu dengan ramah mengantar jemput saya. Saya bahkan pernah dibeliin bakso ojek waktu SD sama salah seorang satpam. Sungguh unyu :’)
Tidak hanya unyu, satpam juga lucu. Biasanya saya suka sebal dan risih kalo ada orang isih yang mbajul saya. Mbajul disini, kalian tahu lah, sikap bersiul-siul dan manggil-manggil enggak jelas—paling sering dilakukan oleh tukang bangunan, fyi. Nah, anehnya, kalo yang mbajul saya adalah seorang satpam—saya maafkan, Pak. Saya maafkan!
Tidak hanya itu, saya juga jaraaang banget ditegur satpam. Pernah beberapa kali waktu saya dan seorang teman saya malam-malam lagi galau terus iseng pergi ke rooftoop amplas dan berdiri di pinggiran gedung. Alhasil, kami positif ditegur satpam. Tapi rasanya kok kalau yang ngomong itu satpam, itu pasti demi kemaslahatan umat. Demi kebaikan kami juga. Rasanya kayak lagi dimarahin ayah. Mengayomi. Mangkel pun hilang dalam sekejap.
Kriteria Satpam favorit saya adalah yang umurnya sudah cukup tua, sekitar 40-an tahun dengan badan agak gemuk dan berkumis. Biasanya satpam dengan bentuk kayak gini kalo senyum rasanya menenangkan. *masya allah, aku nggawe kriteria satpam idaman… Gusti. Ada yang salah denganku…*
Entahlah, satpam membuat saya merasa aman. Jika nyaman adalah bra, maka aman adalah satpam.
Kasta tertinggi dalam kehidupan persatpaman adalah Paspampres. Dalam sebuah perjalanan dengan kereta api, waktu saya hendak pulang kampung ke Indramayu dulu, saya pernah tidak sengaja satu gerbong dengan satu gerombolan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden).
Paspampres ituu… uuuwh~~ Bajunya hitam-hitam, rambut cepak, badan besar dan tegap, mata elang menyorot tajam seakan berkata, “Tenang, cantik, you are safe with me.”
*gusah-gusah imajinasi ngawur dari kepala*
Mungkin hal ini disebabkan karena saya adalah orang yang paling parnoan ketika berada di dalam perjalanan jauh. Dikit-dikit cek tas, dikit-dikit liat kanan kiri, terlalu awas. Kalau sedang berada di airport atau stasiun, saya adalah orang yang akan paling lebay dalam mengempit dan menggenggam tas. Entahlah, saya paling parno takut tas dicopet, juga paling parno takut kalo sedikit lengah, yang jelas.. saya paling parno takut dihipnotis. Padahal saya terbukti nggak bisa dihipnotis. Beneran, cerita tentang saya enggak bisa dihipnotis bisa dibaca disini.
Tapi semenjak kedatangan abang-abang Paspampres itu… Uwwwh~ dunia serasa indahnya… *nyanyi* Di depan ada pak Paspampres, di samping ada pak Paspampres, di belakang juga pak Paspampres! Kyaaa. Bikin saya merasa sepesial. Bikin saya merasa jadi presiden, lebih dari itu, bikin saya ngerasa kayak permaisuri yang harus dilindungi. Kyaaa! Bayangin aja deh berada di gerbong yang hampir seluruhnya diisi oleh cowok-cowok matang tegap berkharisma pemegang lisensi keamanan nasional--bahkan internasional? (Fyi, anggota Paspampres jarang banget yang masih mas-mas, om-om matang gitu rata-rata) Kagak nahan bok! >_< *macak tante genit*
Pernah dengar kalau seorang cowok harus bikin perempuan merasa aman? Ya, itu benar sekali. Sayangnya standar rasa aman saya tinggi, keamanannya harus ala Paspampres :( *brb nyuruh pacar training jadi Paspampres*
Tampang security, hati Hello Kitty, sering dengar istilah itu kan? Menurut saya, istilah itu adalah istilah yang super benar! Dibalik tampang sangar dan cool mereka *kyaa* seorang satpam adalah seseorang yang sangat lembut dan penuh perhatian. Hanya bermodalkan penthung, seorang satpam berani menawarkan rasa aman kepada semua orang yang didekatnya. Penthung-nya padahal kecil banget, dithuthuk penthung itu paling pol juga pingsan. Tapi dia percaya diri, satpam itu keren, bagi satpam yang penting adalah dedikasi dan ketulusan. Semua aman, semua senang!
Bisa bayangkan dunia tanpa satpam? Nggak aman. Malah bagi saya, satpam bisa memberikan rasa aman yang jauh lebih besar daripada polisi—belakangan, kalo ada polisi, yang ada di benak saya malah grogi dan panik, takut disamperin terus ditilang, padahal saya tahu saya sudah bawa surat dan STNK lengkap. Yang bikin saya wondering, kok polisi yang harusnya memberi rasa aman malah bikin saya ketakutan ya?
Tapi, rasa aman—secure—adalah kebutuhan. Primer. Terutama bagi wanita. Rasa secure adalah variabel terpenting dalam sebuah relationship. Jika sudah merasa aman, maka percayalah, dunia rasanya akan baik-baik saja. Yup, I mean it ;) Jadi jika pacar kalian punya tampang kayak security, jangan berkecil hati, doakan hatinya seperti Hello Kitty dan nikahilah!
*menutup tulisan dengan googling list nama personil Paspampres*


*Terima kasih untuk Atta atas inspirasi tulisan malam ini :"3

No comments:

Post a Comment