Sunday, May 13, 2012

Bra Adalah Tentang Kenyamanan

Kemarin saya habis belanja bra sama mamah saya. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa bra merupakan salah satu item pakaian wanita yang harganya terbilang mahal. Bra, dengan ukuran sekecil itu, i mean dengan ukuran kain yang nggak ada semeter itu, harga bra sebenarnya sangat nggak masuk di akal. Bra yang saya beli kemaren itu saja harganya 90.000 rupiah booo satu biji, itu saja setelah diskon 50% (makanya saya beli, huehehe). Heuh, kebutuhan wanita memang mahal... *self puk puk*
Memang, harga bra bermacam-macam, tergantung merek dan kualitasnya. Tapi saya adalah kaum yang sangat percaya bahwa dimana ada harga, disitu ada rasa, terutama untuk dua hal, bra dan sepatu.
Ya, sedihnya, semakin mahal harga sebuah bra, semakin nyaman pula rasanya ketika dipakai. Dan sayangnya, dengan harga semahal itu, bra bukanlah jenis pakaian yang bisa selamanya digunakan, karena terganjal ukuran yang berkembang. Tahu lah ukuran apa... LOL. Dan ukuran ini bisa berubah-ubah, tidak hanya karena usia namun juga berat badan. Logisnya sih, semakin gemuk, biasanya berpengaruh juga ke ukuran bra. Hehe. Belum kalau besok hamil dan menyusui, ukuran bra otomatis berubah lagi, dan kalau sudah berhenti menyusui, kembalilah kita ke ukuran lama. Curang banget, gatau apa ya kalo beha itu mahal? -___-
Dan sialnya, penilaian bagus atau tidaknya bra itu sangatlah personal dan subjektif. Tentu saja, karena bra tidak bisa dinikmati orang lain. Parameter bagus atau tidaknya sebuah bra hanya kita dan Tuhan yang tahu. Hanya kita yang bisa merasakan.
Tidak hanya itu, bra itu tidak adil, semakin baru sebuah bra, rasanya semakin enak dan nyaman. Berbeda dengan kolor atau kaos yang semakin lama dipakai justru semakin nyaman. Begitu bra baru masuk ke lemari kita, mendadak bra-bra lama rasanya menjadi tidak seenak dulu.
Kenyamanan itu kayak bra. Rasanya tidak permanen, berubah-rubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Kadang-kadang kita memilih untuk bersama seseorang, simply karena kita nyaman berada bersama dia. Terkadang bingung ketika suruh menjelaskan, nyaman yang gimana sih? Ya... nyaman aja. Talinya empuk? Bahannya katun? Busanya pas? Bermerek? Ah, entahlah.
Sayangnya, sebagai manusia, parameter kenyamanan itu akan selalu berubah-rubah, sesuai dengan situasi dan kondisi. Selama belum mencoba bra baru, ya bra lama akan terasa nyaman-nyaman saja. Kemampuan kita untuk membeli sebuah bra juga akan berkembang (baik merek maupun ukuran :p) dari bra Young Hearts, Sorella, Pierre Carldin, sampai Wacoal. Seiring dengan daya beli bra yang semakin berkembang, maka wajarlah jika kita ingin membeli bra baru yang lebih nyaman.

Jangan suka "gantungin" bra di sembarang tempat.. #eh

Lalu bagaimana supaya bra senantiasa awet? Simpel, jangan dicuci pakai mesin cuci dan jangan disikat. Cukup direndam saja. Kalau telaten, bra bisa tahan lama kok. Apalagi bra yang kualitasnya bagus. Cuma, kadang-kadang, kita suka nggak sabar waktu mencuci bra. Kalau lagi buru-buru dan cucian lagi banyak, bra suka kita masukin begitu aja di mesin cuci. Kadang dicuciin di laundry, padahal kita nggak tau, laundry itu gimana waktu mencuci bra kita. Maka jangan heran, kalau bra kita jadi cepat rusak. Kuncinya satu, telaten dan sabar.
Saya pernah punya kok bra yang betah saya pake bertahun-tahun dan baru terpaksa saya pensiunkan karena ukuran yang berkembang. Yakalau itu mah mau gimana lagi ya...
Jadi apa intinya? Telaten. Selalu miliki waktu untuk mencuci sendiri bramu. Direndam, lalu cucilah dengan tangan, dengan perasaan. Karena sadar atau tidak, bra itu kita pakai setiap hari, dan letaknya di dada, paling dekat dengan hati kita.
Eaaa.

Bagi saya sih, kenyamanan bra itu nomor satu. Masih jauh lebih penting daripada kenyamanan bersama lakik *bebas, Sar, bebas*
Pokoknya saya besok mau kerja yang rajin, biar bisa beli bra yang mahal *motivasi cari duit yang cetek*

Hmm. Saya lagi ngomongin apa sih ini? Ngg.. Saya lagi ngomongin bra kok, beneran. Suer.
So, ladies, pokoknya, selamat memilih bra!

*ngibrit*

No comments:

Post a Comment