Wednesday, January 4, 2012

Terminologi Waktu


Saya selalu menunggu wangsit tiap hendak menulis blog. Tapi entah kenapa, wangsit saya nggak kunjung datang belakangan ini. Jadi saya punya tekad, mboh piye carane pokoknya tahun baru saya harus nulis sesuatu. Apapun itu, jadi, dengan segenap niat, jadilah tulisan ini, itupun baru jadi setelah saya minggat dari Jogja selama 3 hari -___-


Sebenarnya dan sebenarnya, saya selalu ingin membahas variabel yang satu ini. Waktu, ya waktu. Variabel ini, entah mengapa, sangat menarik.

Kalau kata Djenar Maesa Ayu, Waktu memang aneh. Bisa menjelma jadi mantri sakti pemulih sakit hati. Bisa pula membunuh semua harap seperti seorang algojo keji”

Iya, waktu memang aneh. Di satu sisi, waktu menjadi penyangga seluruh orang untuk terus hidup, belajar, bekerja, dan berusaha. Di sisi lain, waktu mampu menghabisi, meninggalkan cemas.

Jadi jika ada orang bertanya, di manakah kita hidup, maka saya akan menjawab, “Kita hidup di dalam waktu.”

We can’t turn back time. Saya suka heran sendiri kadang-kadang bagaimana waktu bisa merubah seseorang. Atau bagaimana waktu ternyata tetap tidak bisa merubah seseorang. Bagaimana waktu bisa membuat kita lupa. Atau bagaimana waktu justru tetap tidak bisa membuat kita lupa. Bagaimana juga waktu menjadi pemahat kenangan paling handal, jadi semakin lama ia memahat, semakin dalam pahatan yang diukirnya--haseeek.

Beberapa keputusan dalam hidup manusia bahkan muncul simply karena waktunya tepat. Mungkin itu juga yang menyebabkan banyak pasangan bertahun-tahun pacaran akhirnya nggak menikah, dan akhirnya malah menikah dengan seseorang yang cuma dipacarin beberapa bulan-dan tetap hidup bahagia! Justru kalau ketemunya dari dulu-dulu mungkin mereka malah enggak bakal saling jatuh cinta.

Timing. Buat saya, timing adalah segala-galanya.

Sayangnya, kita tidak bisa tahu kapan timing yang tepat bagi kita untuk melakukan A, melakukan B, atau melakukan C.

***

Seorang teman saya pernah nyeletuk, “Kenapa sih orang-orang suka bikin resolusi tiap tahun baru? Aku nggak pernah bikin. Soalnya pasti cuma inget di awal doang.”

Iya sih, bener juga kata teman saya itu. Jadi alih-alih membuat resolusi, saya sih sebenernya lebih seneng flashback, mengingat little things we should appreciate yang akhirnya membentuk sekian persen dari pribadi kita saat ini. Kalau 2010 adalah tentang love and dreams, 2011 sebenarnya sama sekali bukan tentang kedua hal ini. Sama sekali bukan malahan. 2011 adalah tentang menemukan hal-hal kecil, dan lebih membentuk ikatan emosional akan semua hal itu.

So, the things are:

1. Baru sadar, ucapan terima kasih paling gagu diucapkan adalah ketika bayar parkir ke abang parkir. I’m so bad on multi tasking, apalagi sambil berkendara, nah ketika nyetir + ngeliat jalan udah sepi apa belum + buka jendela + ngasih duit parkir + bilang “makasih pak!” = SUSAH BANGET. Hasilnya ucapan terima kasih saya jadi aneh dan gak konsen gitu. Practice berkali2 tetep gak bisa. Maaf ya pak -__-

2. Menghadiri dua nikahan teman seangkatan *ngilang*

3. Menobatkan lumpia Semarang dan roti Maryam sebagai dua snack teromantis abad ini. Tidak sekedar dewa, mereka berdua adalah Tuhan!

4. Belum bisa berhenti makan Pop Mie. Hiks.

5. Adalah account twitter @GojekGentho yang saya buka ketika saya lagi suntuk dan easily made me guling-guling ngakak. Lucu lho. Siapa sih adminnya? Orang Jogja katanya :D

6. Setelah bertahun-tahun nyari, akhirnya menemukan bakul Bakpao Goreng di dekat rumah. Dan bapaknya baek dan lucu banget. Mungkin jodoh itu sebenernya kayak bakul bakpao goreng. Dicari bertahun-tahun gak ketemu, begitu udah lupa buat nyari, malah ketemu, di deket rumah lagi. *malah* By the way, you should try this, abangnya mangkal di deket CK Seturan, enak banget, anget, apalagi yang isi coklat J

7. Adek saya yang pertama belum putus-putus sama pacarnya *terpenting 2011*

8. Adek saya yang bungsu masih suka peluk-peluk saya, padahal dah SMP. Ah gak papa, sayanya juga seneng sih :-p

9. Dengan noraknya, pas nonton Ramayana Ballet Prambanan memberanikan diri nekat foto bareng turis Jepang terganteng yang juga papah muda seksi idaman, plus anaknya juga! Yuhuu!

10. Bapak parkir Fisipol, sebagai bapak teramah dan paling perhatian tahun ini :)

11. Ayam Geprek Bu Rum cabe satu pake terasi dan tomat, sarapan paling maknyuss. Wenak, murah meriah dan kenyang.

12. Tidak sengaja menemukan dua blog, satu tumblr, yang mem-plagiat blog dan tumblr saya :( dan satu account Facebook yang status-statusnya copas dari twit saya *sumpah nek sing twit iki penting banget* Sempet betek tapi yaudahlah. Glad to inspire you ya, mbak-mbak *kibas rambut* Ya gimana, guwhe febeles banget sih ya -___-

13. Sudah terlalu tua untuk membaca Go Girl, dan masih belum sanggup baca Cosmopolitan, apalagi Femina, maka beralih membaca Cleo. Dengan rubrik favorit His Say—artikel untuk cewek yang ditulis oleh cowok memang lebih asoy :p

14. Percakapan paling ndagel terjadi ketika saya dan keluarga bervakansi ke Jakarta untuk merayakan tahun baru. Yak, antara Polisi Bertutur Kata Lembut Penuh Kode (PBKLPK) vs Papah Saya

PBKLPK: Maaf pak, anda melanggar marka jalan. Seperti yang anda lihat, ini marka jalan, nah, tadi bapak berkendara melewati garis ini pak..

Papa: Oh, wah, iya pak…

PBKLPK: Asal dari mana, Pak? (sambil cek SIM dan STNK)

Papah: Jogja, pak.

PBKLPK: Mau liburan ya pak?

Papah: Iya, ini mau tahun baruan sama keluarga.

PBKLPK: Nah, bapak melanggar lalu lintas. Oleh karena itu bapak kena tilang ya pak. Bagaimana?

Papah: Oh, iya-iya iya…

PBKLPK: Tapi bapak dari luar kota kan?

Papah: Lah, iya pak, dari luar kota *tetap kalem*

PBKLPK: Beneran pak, nggak apa-apa ditilang?

Papah: Ya, saya kan salah, ya harus ditilang dong pak. (Paaah… please deh! -_-)

PBKLPK: *tatapan penuh kode*

Papah: ……

PBKLPK: Mm, kami punya kebijakan khusus untuk pengendara luar kota, bisa memilih mau sidang atau pembayaran tilang di..

Papah: *keluarin duit 50rebu*

PBKLPK: Baik bapak, lain kali harap diperhatikan ya pak marka jalannya. Jangan melanggar lagi ya pak. Semoga selamat sampai tujuan.

Papah: Siyap pak polisi! *papah… -___-*

PBKLPK: Selamat menempuh perjalanan, hati-hati di jalan, pak. *dadah-dadah cantik, kipas-kipas duit 50rebu--oh, sori, kalo yang ini lebay aja sih saya*

Dan sebenarnya yang paling aneh, kejadian ini terjadi tepat di depan kantor Polda Metro jaya yang megah amboy itu. Tur yo kok si papah ndadak mbajul si polisi to yo -_-

Hanya di Indonesia :)

15. Cacing dan Kotoran Kesayangannya, Antologi Rasa dan Madre – three life changing books. Cacing dan Kotoran Kesayangan untuk segala kebijakan sederhana di dalamnya, Antologi Rasa untuk hal-hal rebel-nya, yah, whatsoever, tapi hidup itu nggak unyu dan lembek, hidup itu keras dan penuh intrik bro, nah Antologi Rasa menyuguhkan rebelitas keren yang menawan dalam novelnya. Hidup rebel! Nah yang terakhir, Madre, karena menyajikan hal-hal kecil manis yang melumerkan hati.

Yup, Bijak, Rebel, dan Manis, ketiganya menyeimbangkan, menurut saya, ketiga novel ini simbol kehidupan. Cihuy.

16. Self Concept. Bahasan kuliah di mata kuliah Riset Pemasaran yang terngiang-ngiang sepanjang masa dan sayangnya di kepala saya larinya malah ke falsafah hidup, bukannya ke Pemasaran. Blame this galau-brain -_-

Self-Concept

5 semester menjadi mahasiswi Ilmu Komunikasi membuat saya tidak lagi asing dengan istilah self concept. Actually this is a very interesting concept loh. *macak pinter sikik, gais*-- kalo saya abis ini dikampleng anak Psikologi gara-gara ternyata ada yang salah ya harap makelum, saya cuma melihat ini dari persepsi awam :p

Dan kemarin, pas kuliah Riset Pemasaran konsep ini kembali dibahas. Entah kenapa pikiran saya jadi kemana-mana lagi.

Self concept atau konsep diri pada dasarnya merujuk untuk istilah dimana setiap manusia memiliki 4 sisi kepribadian. Bagaimana dia melihat dirinya sendiri, bagaimana dia ingin dirinya menjadi seperti apa kelak (ideal self gitu deh), bagaimana orang-orang melihat dirinya, dan bagaimana dia ingin terlihat di depan orang-orang.

Empat-empatnya ini sebetulnya bisa jadi sangat berbeda.

Pernah nggak kamu melihat seseorang begitu independen dan mandiri? Atau malah kebalikannya rapuh dan manja? Pertanyannya, benarkan mereka benar-benar seperti apa yang terlihat?

Oke serius, 4 sisi ini mungkin muncul karena dalam hidup, kita selalu mengkompensasi segalanya. Ini alamiah, tubuh kita juga seperti itu, seperti kalau kita terkena penyakit, kita demam. Lama-lama saya mikir aja, kayaknya semacam ada defensive-power yang tubuh kita otomatis keluarkan untuk segala hal yang menimpa kita.

Saya pernah dengar kalau demam itu adalah salah satu ciri tubuh yang sedang melawan benda asing yang masuk ke tubuh, which is bakteri (eh, atau virus ya? Mbuh lupa, pokoknya penyakit -_-). Atau dulu waktu kecil waktu diceng-cengin sama gebetan kita reflek bilang, “Aaaah, enggak kok, enggak suka kook!” nah, hampir mirip-mirip lah. Sebenarnya itu reflek alami saja, alam bawah sadar. Nah, kita enggak bisa menyadari alam bawah sadar kita, dan sialnya, alam bawah sadar mempengaruhi 90% dari tindakan manusia, pernah dengar kan?

Jadi, sebenarnya itu adalah bentuk kompensasi.

When we feel fat, we go diet, we go to gym.

When we feel tired, we sleep. Yes, we compensate everything.

Kita mengkompensasi ketakutan dengan menjadi berani. Kita mengkompensasi rasa rapuh dengan rasa kuat. Kita mengkompensasi rasa manja dengan menjadi mandiri. Kita mengkompensasi rasa bodoh dengan berusaha pintar. Ada juga yang mengkompensasi rasa cinta dengan menjadi benci, eaaa *penggalauan*

Sebenarnya semua adalah bentuk kompensasi. Intinya, saya jadi paham, dibalik segala pembenaran, mungkin ada rasa salah. Jadi, sebaiknya kita berpikir dua kali, untuk hal-hal yang berlawanan dengan apa yang kita sedang lakukan. Mungkin kita menyimpan sekian persen those opposite things.

Kasus lain, sering kan menemukan orang yang dari luar buruk, tapi setelah tau dalemya, duuh, baik dan asyik! Nggak jarang juga, ketemu orang yang dari luar baik, tapi ternyata setelah kenal, wedeeh, ternyata fake book. Capek deh.

Tidak semua yang kita lakukan itu seratus persen seperti yang kita rasakan. Mungkin kita hanya tidak menyadarinya, Dan itu wajar kok. Dan jujur sejujurnya, dari situ kita mungkin bisa belajar lebih rendah hati, sebenarnya.

*ditendang Mario Teguh*

Tapi nggak papa, kan kalo kata orang bijak, manusia itu seperti dua sisi mata uang. Ada baik, ada buruknya. Pintar-pintar saja memenej keduanya. Kalo menurut saya, manusia itu punya empat sisi, nggak cuma dua. Nah self concept itu loh maksudnya.

Jadi, ketika kamu bertemu seseorang lalu akhirnya mau dan mengerti keempat sisi hidupnya, segera nikahi! *ujung-ujungnya… batal macak psikologi.*

Atau mungkin, nikahilah anak komunikasi yang belajar self concept. *lari-lari kecil sambil dadah dadah*

17. Membaca artikel ter-telo: Top 10 Gruesome Fairy Tale Origins

Fairy Tale is a Lie!

Saya kemarin baru saja membaca semua artikel yang OH-MY-LORD banget pokoknya. Intinya artikel itu menulis bahwa seluruh dongeng and-they-live-happily-ever-after yang kita tahu ternyata adalah bohong.

Tahukah kamu bahwa versi asli Si Jubah Merah ternyata Si Jubah Merah ternyata tidak selamat? Versi aslinya, French version karangan Charles Perrault menceritakan bahwa Jubah Merah dan neneknya akhirnya ended up eaten by the wolf. End of the story. Moral dari cerita ternyata adalah jangan pernah kamu menerima advice dari orang asing.

Atau tahukah kamu bahwa Putri Duyung juga nggak berakhir menikah dengan pernikahan megah dihadiri seluruh orang di kerajaan dan penghuni lautan? Versi asli pertama dari Hans Christian Anderson adalah si putri duyung melihat pangeran menikah dengan putri yang manusia itu, nggak cukup sampai di situ, she is going to kill the prince with a knife, tapi alih-alih membunuh si pangeran, ia malah kembali ke lalu mati. Kejam ya, nah, Hans Christian Anderson lalu mengubah ending ini akhirnya supaya lebih readable for kids :(

Yang paling parah adalah The Sleeping Beauty a.k.a Putri Tidur. Percaya atau enggak, ternyata Putri Tidur nggak diceritakan wake up by a kiss :( Alih-alih dicium, sebenarnya si Raja menemukan si putri dalam keadaan tertidur dan enggan hanya sekedar mencium, ia menginginkan lebih, so he RAPED her!! Iya, RAPED, saudara-saudara, MEMPERKOSA.

Parah banget sumpah. Ini Putri Tidur parah banget cerita aslinya :(

Jadi konstruksi manisnya hidup yang selama ini terbentuk di kepala saya berasal dari cerita thriller semi-anarkis begini? Demi apa deh ;((((

Mungkin untuk itulah kita tidak harus mempercayai fairy-tales. As you grow up, you find life is not that easy kali yah.

Tapi Putri Tidur kasian banget :’’’((((

So what’s story should I told to my future kids? -___- Yaudah, kembali sama fabel dan legenda danau toba aja po ya…. Atau cerita Kancil Nyolong Timun. Ya gak papa deh, asal jangan kepaksa saya ceritain Legenda Putri yang Tertukar aja *lah*

18. Last but no least… tentu saja, Fenomena Dunia Menyempit. Sebagai kejadian hidup yang paling sering saya alami:

Fenomena Dunia Menyempit

Saya pertama kali tahu istilah ini sebenarnya dari novel Cintapuccino-nya Icha Rahmanti, dan ternyata istilah ini berasal dari sebuah artikel di Kompas tentang hasil temuan seorang ilmuwan Indonesia bernama Roby Muhammad. Doi menemukan fakta bahwa panjang rata-rata rantai pesan untuk mencapai target adalah antara lima dan tujuh. Itu berarti tiap orang terkoneksi dalam satu jaringan yang sifatnya global dan tidak terikat batas geografis. Secara gampang itu juga bisa diterjemahkan bahwa selang 5 hingga 7 orang dalam (ambil contoh terkecil) satu kota akan saling mengenal.

Intinya, menurut artikel ini, dari misalnya 10 orang yang temui di jalan, kalau diurut-urut pasti mereka memiliki hubungan dengan kita. Adeknya temen, mantan pacar tetangga, saudaranya teman kerja. Pokoknya pasti ada hubungannya. Jadi, kira-kira dari 10 orang di dunia ini, at least 1 orang itu pasti punya hubungan sama kamu.

Dan you know what, saya sangat sering sekali mengalami fenomena ini. Paling gampangnya ya kalau kamu lagi pergi kemana gitu, pasti kamu bakalan ketemu orang yang kamu kenal. Atau kamu bisa tahu seseorang tanpa perlu kenal dia. Atau betapa ternyata temanmu yang ini dulu anunya temenmu yang itu yang ternyata dulu anu sama kamu dan sodaranya itumu. Astagagambreng rasanya dunia sempit bangeeet.

Saking seringnya, saya menyebutnya fenomena dunia SANGAT menyempit. Bahkan karena terlalu sering, hal-hal beginian malah udah nggak jadi fenomena lagi buat saya, saking seringnya, sampe kebal.

Fenomena dunia menyempit sebenarnya akan lebih terasa pada orang-orang yang telah lama berada di sebuah kota. This is funny, karena sebenernya saya baru 5 tahun lebih tinggal di Jogja, which is saya enggak bisa ngebayangin gimana ya bagi orang-orang yang sudah ada di Jogja sejak lahir -___-

Saya agak bete dengan fenomena ini. Ya, Jogja is a very comfy city. Apa-apa murah dan mobilitas gampang nan nyaman. Tapi sebenernya saya kepingin sekali berada di sebuah tempat dan tidak mengenal satu orang pun didalamnya. Entahlah dunia seperti itu ada apa enggak, mengingat fenomena ini semakin lama katanya semakin mengerikan. Ya, pengen aja sih.


***

These are the things. Dari yang agak mutu sampe yang paling nggak mutu. Dari yang penting sampe yang nggak penting. Hey, tapi seringnya, hal-hal kecil nggak penting itulah yang lebih sering bisa saya ambil maknanya. Iya nggak sih? :D Pada akhirnya, waktu yang mengajarkan semuanya. Waktu memberi kita ruang untuk belajar. Waktu, sesingkat apapun itu, adalah bagian dari kita, begitu juga hal-hal kecil yang terjadi di dalam waktu tersebut.

Jadi bagaimana selanjutnya waktu akan bermain dengan saya? Entahlah. Yang saya tahu, tahun depan agaknya akan berat, secara siklus 3 tahunan gitu. Tapi juga nggak tahu juga sih, ndak baik meramal masa depan.

Kadang-kadang secara nggak sadar kita suka sekali bermain dengan waktu. Menunggu waktu yang tepat, menyumpahserapahi waktu yang seakan tidak punya nurani, bertaruh dengan waktu, bersabar karena waktu, sialnya, waktu adalah alasan yang paling tepat untuk berdalih.

2012. Kata orang sih, kiamat akan datang pada tahun ini. Hoft, please jangan kiamat dulu sebelum saya sempet Snorkling dan Diving *nangis darah*

2012. Yang saya tahu, akhir tahun depan udah harus skripsi. *ngilang lagi*

Yang saya tahu, saya bersyukur, masih bisa menulis blog ini. Yang saya tahu, ada berbagai cara untuk bisa merasa dekat dengan Tuhan. Dan yang saya tahu, saya bersyukur karena masih bisa merasakan bahagia dan sedih, in the same time.

Seperti quote bagus dari Margaret Peters, time has wonderful way of showing us what really matters.

Happy-late new year. Selamat tahun baru 2012, semuanya. Selamat Tahun Baru, Yang Maha Menciptakan Waktu :)

040112

Bernafas harap, Menggenggam maaf.