Friday, June 19, 2015

The Summary—Adios!

Apa lagi coba yang bisa saya tulis untuk menutup rangkaian 31 Hari Menulis ini?

Saya mencoba memikirkan sesuatu yang kalbu atau romantis atau punya pesan moral. Namun buntu. Toh semua pesan moral dan hal-ha romantis lainnya sudah pernah saya tulis di postingan-postingan sebelumnya.

Oleh karena itu, saya pikir alangkah lebih bermanfaatnya jika saya membuat rangkuman tulisan-tulisan saya selama 31 hari ini saja :)



Balloon Series
Adalah sebuah cerita bersambung tentang dua orang yang mencintai dalam diam. Awalnya ini saya buat spontan saja (anyway, di 31 Hari Menulis tahun ini, tidak ada satupun tulisan yang dibuat dengan rencana. Semuanya ditulis spontan satu-dua jam sebelum dipost, jadi maafkan jika ada salah-salah typo dan ejaan J)—nah, namun entah cerita ini malah jadi seru ketika saya iseng bikin lanjutannya.
Balloon Series ditulis bergantian dalam POV perempuan dan laki-laki. Insightnya sederhana: semua orang pasti pernah kan merasakan yang namanya cinta yang tak tersampaikan. Semoga Balloon Series ini bisa meng-capture keriweuhan dan perang batin perasaan tak tersampaikan itu. Di series ini juga, saya untuk pertama kalinya mencoba menulis dalam gaya sajak berima. Ternyata susah! :)
Mengapa Balloon Series? Sepele, ilustrasi awal yang saya pilih adalah balon. Dan ilustrasi balon itu mengalir saja di postingan-postingan selanjutnya. It turns out, balon bisa jadi analogi yang sempurna untuk beragam perasaan!
Untuk membaca Balloon Series, silakan klik hashtag #BalloonSeries, atau klik di sini.

Table For Two
Ada hari-hari dimana saya benar-benar capek atau habis lembur kantor. Di saat-saat seperti itu, mau nulis ngaco pun saya nggak kuasa. Hal itu lah yang membuat saya memutuskan mengambil satu-dua potong kutipan cerita dari salah satu soon-to-be naskah (yang maunya jadi) novel saya.
Judulnya Table for Two, ceritanya tentang… Ah nggak usah dijelasin sih. Malu banget. Secara naskahnya udah hampir tiga tahun nggak selesai-selesai! :p
Anyway, saya sangat membutuhkan feedback dan saran tentang Table for Two ini. So just read some writing with #TableForTwo hashtag, or simply click this link.
Kindly drop me an email should you want the full version of Table For Two. #halah

Sajak
Belakangan ini saya memang sedang tertarik dan ingin menulis kisah-kisah dengan sajak. Secara dari dulu terbiasa menulis prosa ringan dan sepele, jadi saya pikir nampaknya asik saja ketika mencoba hal-hal baru seperti menulis sajak ini.
Saya sadar sepenuhnya kalo sajak saya masih masuk kategori ringan dan belum bisa disebut puisi seutuhnya. But I think that’s the beauty of writing right? To feel a little orgasm every time you finished.
Jangan ngeres ah!
Anyway, untuk membaca sajak-sajak iseng saya, bisa klik di link ini ya.

Random
Sesungguhnya ini adalah tulisan-tulisan yang tidak bisa dimasukkan ke ketiga kategori di atas. Mostly, isinya adalah sampah pikiran dan hal-hal yang dipikirin sambil ngelamun dan ngunyah keripik pedes.
Yang aneh dari tulisan-tulisan random ini, adalah entah kenapa tetep aja ada orang-orang yang baca dan justru suka.
Tulisan yang saya bikinnya sambil mikir pakai sajak-sajak begitu malah dicuekin. Huh. Aku rapopo.
Mungkin memang saya nggak ditakdirkan sok nyastra. Sedih.
Still think this crap worth reading? Click this link.

Sekian rangkuman dari 31 Hari Menulis tahun ini.
Saatnya saya kembali ke malam-malam dimana saya bisa tidur cepat! :’)

But sure, I’m so gonna miss all of these.

Adios!

1 comment:

  1. Yaaah kalau udah adios begini bakal tebak-tebakan lagi kapan Mbak Sarah nulis lagi. Sedih. Tapi terima kasih sudah menulis lagi, Mbak :D Balloon Seriesnya apik :'D Tetap menulis yaa :D

    ReplyDelete