Pernahkah kamu merasa sangat
songong, sehingga kamu tidak sadar kamu sudah menghabiskan satu jam hanya untuk
scrolling timeline profil social media-mu sendiri?
Saya pernah. Barusan saja.
Diawali dengan bingung
hendak menulis apa untuk hari ke-29 ini, dan saya malah berakhir dengan journey to the past: ngepoin diri
sendiri.
Surem.
Itulah anehnya Facebook,
rasanya seperti melihat album foto sendiri selama kurang lebih 6 tahun. Dan di
sinilah seramnya Twitter, rasanya seperti membaca diary sendiri 4 tahun ke
belakang.
As I grew up,
makin kesini, saya makin nggak pernah update
apapun di kedua social media itu.
Satu, saya mulai nggak nyaman kegiatan dan perasaan saya dibuka untuk umum.
Kedua, simply saya sudah merasa bosan saja. Gitu aja.
Tapi malam mini, saya
melihat ke belakang, dan melihat sendiri betapa banyak momen yang telah saya
lalui. Ulang tahun teman, kelulusan, kegiatan di kampus, kumpul UKM, seragam
SMA, foto bersama keluarga, dan foto-foto sendiri dari berat 43 sampai 53. Dari
bahagia tanpa dosa dan beban saat SMA (43 kilogram) sampai saat patah hati (53
kilogram), hahaha!
Berpindah ke Twitter, saya
selalu merasa malu dengan kicauan saya dulu. Itu juga yang membuat saya
sekarang hampir enggak pernah update sesuatu di sana. Sederhana, karena
beberapa tahun kemudian saya selalu malu dengan apa yang pernah saya tulis.
Hal ini biasa dan manusiawi
sih sebenarnya, bedanya, dulu ini semua hanya ada di buku diary saya. Sekarang,
jejak digital saya sudah terlanjur terekam di atas sana. Hampir mustahil untuk
menghapusnya. So this is actually scary.
Bagaimana jika anak saya kelak membaca kelabilan emaknya dulu? (Actually I’m lil bit worried if she/he is
gonna read this blog too J)
Tapi anehnya, detik ini,
saya menikmati petualangan saya ngepoin diri saya sendiri ini. Mengingat
kembali apa yang terjadi saat foto itu diambil, dan tertawa ketika ingat
drama-drama di baliknya.
And the most important thing is how I miss them—my
best friends. Ada foto-foto ketika
liburan di Semarang (saat saya sedang mencoba mengobati patah hati :p), saat
menonton festival layang-layang di pantai Parangkusumo, menonton Ramayana
Ballet Prambanan dan berfoto dengan turis Jepang dan anak balitanya yang lucu,
mengunjungi Bienalle Jogja dan foto-foto sampai sinting, main ke ArtJog, wisata
ke Tamansari, sampai liburan dadakan ke pantai-pantai selatan di Jogja saat
liburan kuliah.
Ada juga foto di Bandung
saat menemani rombongan PSM ikut kejuaraan Paduan Suara di ITB, foto rapat
kepanitiaan acara paling nggak efektif di Mister Burger (but I remembered it as the most fun and insane meeting ever), foto
saat tutup tahun menjelang lulus SMA, foto-foto buku tahunan….
How time just goes by…
I miss them.
I just miss them.
:’)
No comments:
Post a Comment