Saturday, June 13, 2015

Hal-Hal Tentang Kesehatan


Beberapa minggu sekali, setiap Jumat sore, kantor saya mengadakan sesi sharing kecil-kecilan yang diberi tajuk Mind Snack. Di sesi sharing ini, setiap orang boleh mengundang siapapun tokoh/ praktisi dari bidang apapun untuk bertukar cerita di kantor kami. Semua bidang boleh, asalkan bukan dari Public Relations. Tujuannya sederhana, supaya otak ini nggak jenuh dan buntek karena setiap hari di kantor dan menghadapi hal yang sama terus menerus.
Nah, Jumat lalu sesi Mind Snack di kantor benar-benar membuat saya tersentuh. Kami mengundang beberapa orang dari LovePink—organisasi sosial, semacam support group untuk para penderita kanker payudara. Di sesi itu pula beberapa survivor breast cancer bercerita tentang pengalaman mereka bertarung melawan sel kanker dan bagaimana mereka tetap semangat untuk berbagi dan melakukan hal-hal positif.
Rasanya seperti ditampar di muka. Berkali-kali.
Saya baru sadar, selama ini saya cuek sekali dengan kesehatan. Makan seenaknya. Olahraga nggak pernah—apalagi sejak tinggal di Jakarta. Pola hidup juga nggak jelas, seenaknya sendiri.
Alhamdulillah memang selama ini saya jarang sakit parah. Paling mentok nyeri haid dan batuk pilek. Hal itulah yang bikin saya jadi jumawa. Sombong. Merasa sehat, lalu nggak peduli karena merasa tubuh tidak memberikan tanda-tanda protes.
But, cancer come up with no sign.
Nggak pakai sakit, nggak pakai pusing dan demam. Bisa saja tahu-tahu sudah gawat dan semua sudah terlambat.
Lalu mendengar cerita para survivor cancer itu, saya jadi sadar, kalau saya kenapa-napa, yang sedih bukan hanya saya. Keluarga juga pasti ikut pusing dan sedih.
Dan selanjutnya… Saya jadi mikir… Kalau salah satu anggota keluarga saya kena musibah ini… Apa yang harus saya lakukan?
Semua pikiran-pikiran ini datang berentetan. Gila. Sebelumnya saya sama sekali tidak pernah membayangkan hal-hal seperti ini mungkin terjadi. Terlalu sibuk dengan dunia sendiri sampai lupa kalau orang-orang yang kita sayangi bisa saja suatu saat sakit dan pergi.

Kemarin ini, saya seperti ditampar dan dibangunkan bahwa mau bagaimanapun, kesehatan itu nomor satu.

Cuma membayangkan hal-hal seperti ini saja saya sudah stres sendiri. Maka saya nggak bisa membayangkan perjuangan para survivor cancer yang tetap semangat chemo dan masih mau bersosialisasi bahkan rela sharing pengalaman mereka. Bahkan di saat-saat seperti itu, mereka masih bisa memikirkan orang lain. Salut sekali.

Saya jadi ingat salah satu line paling menyentuh di sesi kemarin:
“If you forgive yourself, you have won 50% of the battle…”



Entah mau apa bentuknya, saya rasa kalimat terakhir itu maknanya sangat dalam. Seperti sebuah mantra untuk segala penyakit. Rasanya sakit hatipun bisa sembuh dengan mantra itu.
To embrace the pain and hug it. Berhenti menyalahkan diri sendiri dan tidak melihat ke belakang.
Bukankah begitu?

Untuk yang ingin tahu lebih banyak tentang LovePink dan bagaimana deteksi dini breast cancer, silakan visit www.lovepinkindonesia.org



2 comments:

  1. Hai mbak sarah! Salam kenal, aku juniormu di padakacarma hehehehe angkatan 22. Mas agung sering nyeritain tentang mbak sarah lho :p seneng deh baca-baca blognya mbak! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampun udah angkatan 22 aja ya... Masih muda bangeet :))
      Anyway thanks ya sudah mampir dan baca blog ini. Glad you like it! Salam buat mas Agung ^^

      Delete