Apa lagi coba yang bisa saya
tulis untuk menutup rangkaian 31 Hari Menulis ini?
Saya mencoba memikirkan sesuatu
yang kalbu atau romantis atau punya pesan moral. Namun buntu. Toh semua pesan
moral dan hal-ha romantis lainnya sudah pernah saya tulis di postingan-postingan
sebelumnya.
Oleh karena itu, saya pikir
alangkah lebih bermanfaatnya jika saya membuat rangkuman tulisan-tulisan saya
selama 31 hari ini saja :)
Balloon Series
Adalah sebuah cerita bersambung
tentang dua orang yang mencintai dalam diam. Awalnya ini saya buat spontan saja
(anyway, di 31 Hari Menulis tahun ini, tidak ada satupun tulisan yang dibuat
dengan rencana. Semuanya ditulis spontan satu-dua jam sebelum dipost, jadi
maafkan jika ada salah-salah typo dan ejaan J)—nah, namun entah cerita ini malah jadi seru ketika saya
iseng bikin lanjutannya.
Balloon Series ditulis
bergantian dalam POV perempuan dan laki-laki. Insightnya sederhana: semua orang
pasti pernah kan merasakan yang namanya cinta yang tak tersampaikan. Semoga
Balloon Series ini bisa meng-capture keriweuhan dan perang batin
perasaan tak tersampaikan itu. Di series ini juga, saya untuk pertama kalinya
mencoba menulis dalam gaya sajak berima. Ternyata susah! :)
Mengapa Balloon Series? Sepele,
ilustrasi awal yang saya pilih adalah balon. Dan ilustrasi balon itu mengalir
saja di postingan-postingan selanjutnya. It turns out, balon
bisa jadi analogi yang sempurna untuk beragam perasaan!
Untuk membaca Balloon Series,
silakan klik hashtag #BalloonSeries, atau klik di sini.
Table For Two
Ada hari-hari dimana saya
benar-benar capek atau habis lembur kantor. Di saat-saat seperti itu, mau nulis
ngaco pun saya nggak kuasa. Hal itu lah yang membuat saya memutuskan mengambil
satu-dua potong kutipan cerita dari salah satu soon-to-be naskah (yang maunya
jadi) novel saya.
Judulnya Table for Two,
ceritanya tentang… Ah nggak usah dijelasin sih. Malu banget. Secara naskahnya
udah hampir tiga tahun nggak selesai-selesai! :p
Anyway, saya sangat membutuhkan
feedback dan saran tentang Table for Two ini. So just read some writing
with #TableForTwo hashtag, or simply click this link.
Kindly drop me an email should
you want the full version of Table For Two. #halah
Sajak
Belakangan ini saya memang
sedang tertarik dan ingin menulis kisah-kisah dengan sajak. Secara dari dulu
terbiasa menulis prosa ringan dan sepele, jadi saya pikir nampaknya asik saja
ketika mencoba hal-hal baru seperti menulis sajak ini.
Saya sadar sepenuhnya kalo
sajak saya masih masuk kategori ringan dan belum bisa disebut puisi seutuhnya. But
I think that’s the beauty of writing right? To feel a little orgasm every time
you finished.
Jangan ngeres ah!
Anyway, untuk membaca
sajak-sajak iseng saya, bisa klik di link ini ya.
Random
Sesungguhnya ini adalah
tulisan-tulisan yang tidak bisa dimasukkan ke ketiga kategori di atas. Mostly, isinya
adalah sampah pikiran dan hal-hal yang dipikirin sambil ngelamun dan ngunyah
keripik pedes.
Yang aneh dari tulisan-tulisan
random ini, adalah entah kenapa tetep aja ada orang-orang yang baca dan justru
suka.
Tulisan yang saya bikinnya
sambil mikir pakai sajak-sajak begitu malah dicuekin. Huh. Aku rapopo.
Mungkin memang saya nggak
ditakdirkan sok nyastra. Sedih.
Still think this crap worth
reading? Click this link.
Sekian rangkuman dari 31 Hari
Menulis tahun ini.
Saatnya saya kembali ke
malam-malam dimana saya bisa tidur cepat! :’)
But sure, I’m so gonna miss all
of these.
Adios!