Alitya
“Alitya… Will you marry me?”
Aku
ternganga menatap Davin. Selama beberapa saat aku mengira ia tengah bercanda
seperti yang biasa ia lakukan padaku. Tapi tidak, ternyata ia tidak bercanda.
Anehnya,
aku hanya sanggup terdiam. Ada satu hal yang mengganjal. Iya, aku memang sangat
sayang Davin. Dia pria yang sangat mengagumkan. Aku merasa beruntung bisa
menjadi kekasihnya.
But, still, I’m a woman. Dan aku mati-matian sangat penasaran dengan masa
lalunya. Oke, aku tahu itu tidak penting. Tapi tetap saja… hal itu cukup
menggangguku. Terlebih karena aku merasa gamang, kenapa ia meninggalkan
perempuan di masa lalunya itu… hanya demi seorang aku.
“Sebelum
aku jawab… boleh aku tanya sesuatu?”
Davin
menatapku heran. “Kenapa? Ada apa sayang?”
“Dav…”
tanyaku perlahan. “Berapa perempuan yang ada di hidupmu sebelum aku? Aku pengen
tahu. Aku pengen tahu kenapa kamu lebih memilih aku daripada dia.”
Davin
tertawa kasual. “Lima. Ada lima cinta sebelum kamu.”
Jantungku
berdesir mendengarnya. “Siapa aja?”
“Sherly,
Nilam, Tika, Natasha, dan Rinai.”
“Kenapa
kamu mencintai mereka?”
“It will be a long long story, Lit…”
Davin mengelus rambutku lembut. Aku cemberut. “Kamu benar-benar ingin tahu?”
tanya Davin lagi yang dijawab dengan anggukan cepatku.
“Ada
syaratnya.” Tukas Davin tidak kalah cepatnya. “Ikut aku pergi ya… ke lima
tempat di Indonesia. Harus mau.”
“Kenapa?”
“Karena
hanya dengan cara itulah aku bisa menjelaskan kenapa aku bisa mencintai
mereka…”
“Kemana
aja?”
Davin
diam saja. Ia hanya tersenyum penuh rahasia.
Davin
Raja Ampat
Namanya
Sherly, Lit. Tempat ini selalu mengingatkanku padanya. Karena… Ya, melihat
tempat ini seperti melihat surga yang jatuh ke bumi. Indah, luar biasa indah.
Tentang
Raja Ampat, orang-orang sering mengatakan, “Once
you get there, maka lo nggak akan
pernah menemukan keindahan yang seabsolut dan sesempurna itu.”
Iya,
itulah Sherly menurutku waktu itu, Lit. Indahnya benar-benar mutlak. Bawah air
bagus, atas air juga tak kalah menakjubkan. Seperti halnya koral-koral, pasir
putih, dan terumbu karang yang dimiliki Raja Ampat, nggak ada yang bisa
membantah keindahan Sherly. She’s perfect.
Tutur katanya indah, rambutnya, hidungnya, bibirnya, tawanya indah. Membuat
kamu seakan terbius dengan pesonanya. Benar-benar enggan berpisah. Rasanya
ingin menikmati keindahan itu selamanya.
Keindahan
yang Sherly miliki sangatlah mewah dan prestisius. Bersamanya membuatku merasa
menjadi tamu VIP. Ia selalu cantik saat bertemu denganku. Dengan penampilannya
yang membuatku merasa sangat istimewa.
Aku
merasa diperlakukan seperti raja dan pria yang berharga. Seperti ketika melihat
pulau Waigeo di Raja Ampat, dan menahan nafas melihat teluk-teluk kecil disana.
Melihat gradasi biru muda-turquoise-hijau
air laut di sana membuatku merasa seakan-akan pulau itu sengaja berdandan
cantik dan menyambut kedatanganku dengan penampilan sempurna.
“Jangan
takut menunjukkan keindahanmu. Syukurilah kamu bisa memilikinya karena banyak
orang mendambakan itu. Keindahan yang hakiki memang terkadang tersembunyi dan
tak banyak orang yang tahu. Tapi begitu kamu merasakannya, it will never let you down, Dav.”
Ya, aku
benar-benar melihat surga. Breathtaking
paradise. I’m so in love with Sherly.
Bali
Aku
pikir aku tidak bisa menemukan cinta lagi yang seindah Sherly. Sampai aku
bertemu Nilam. Dan pada dirinyalah, aku melihat sebuah bentuk cinta yang lain.
Being
with Nilam is always awesome. Dia
sangat menyenangkan di segala aspek. Satu sisi ia punya ciri khas, tapi di sisi
lain dia tetap bisa bersikap universal dan berbaur dengan siapapun. Nggak ada
orang yang bisa nggak suka sama Nilam.
Seperti
Bali, Nilam juga memiliki semua kualitas perempuan terbaik di dunia. Aku ingin
makan, dia sangat pintar memasak berbagai makanan enak. Aku ingin dipijat, dia
akan memberikan pijatan paling enak sedunia.
Dan
begitu pula Nilam, Bali juga sangat nyaman dan menyenangkan. Aku meminta pantai
indah dengan ombak yang besar, maka aku tinggal memilih Kuta, Legian, atau
Seminyak. Aku ingin pergi berbelanja barang-barang khas yang unik, maka ada
pasar Sukowati yang menungguku. Ketika di Kuta kamu akan menemukan hingar
bingar club, di Ubud kamu akan
menemukan ketenangan dari sawah dan hutan hijaunya.
Iya,
bersama dengan Nilam tidak pernah membosankan. Banyak sekali hal-hal yang aku
dan Nilam selalu lakukan. 24 hours a day
with her is not enough. Selalu ingin lagi dan lagi. Terlalu banyak hal yang
bisa aku lakukan bersama Nilam. Seperti Bali yang menawarkan puluhan hal
kepadaku. Surfing, berjemur, traditional dance, pegunungan yang
mengagumkan, wihara-wihara yang membuat terpukau, sampai night club yang menyenangkan. Yang paling mengejutkan, ritual-ritual
khas Hindu masih tetap akan kamu lihat di setiap sudut Bali.
“Life’s awesome, Dav. Jadilah dirimu
sendiri, jaga prinsip hidupmu, tapi jangan menutup diri. Sering-seringlah
tersenyum dan memberi orang lain kebahagiaan. Bukankah hidup memang seharusnya
semenyenangkan itu?” ucap Nilam.
Sangat
Nilam. Asyik, dan sangat fleksibel. Tidak pernah membosankan. Tidak heran
pribadinya long lasting. Gadis yang
sangat bersahabat bagi semua orang. Seperti Bali, Indonesia’s Sweetheart.
Yogyakarta
Aku
telah bertemu keindahan Sherly dan having
fun dengan Nilam. Namun… cinta memang selalu misterius. Tika adalah salah
satunya.
Tika…
Tika itu selalu bikin kangen. Dengan segala kesederhanaan, kesantunan, dan
sikapnya yang rendah hati. Orangnya manis, membuat aku tidak tahan lama-lama
berpisah dengannya. Dengan Tika, rasanya seperti pulang ke rumah yang hangat
dan tenang. Persis seperti apa yang kamu rasakan ketika menginjakkan kaki di
Jogja.
Yang
aku rasakan dengan Tika benar-benar unik. Tika dengan segala kesederhanaannya
selalu membuatku merasa seperti keluarganya. Istilah bahagia itu sederhana
benar-benar kurasakan ketika aku bersama Tika.
“Bahagia
itu mudah Dav. Berbaurlah dengan orang-orang yang ada di sekitarmu. Rajin
tersenyum. Ikuti apa yang alam katakan padamu. Hidup sesuai dengan porsinya,
nggak usah terlalu memaksakan diri.” Aku ingat sekali kata-kata Tika yang
sampai saat ini aku pegang teguh untuk kehidupanku.
Lucu,
kan Lit? Tika itu seperti Jogja. Keindahannya terletak di soul yang ada di dalamnya. Bagaimana mereka menghargai gunung
Merapi, tugu Jogja, istana Keraton, dan pantai Parangtritis sebagai sebuah
garis lurus yang akan selalu bersinergi satu sama lain.
Seperti
Jogja, yang baru bisa kamu resapi ketika kamu melihat musisi jalanan beraksi di
pinggir jalan Malioboro yang tidak memasang tarif untuk setiap aksinya. Semua
bebas berekspresi, seikhlasnya saja, toh, seni itu milik alam. Dimana kita,
manusia bebas menikmatinya. Seperti irama yang didendangkan para penjual
makanan lesehan di pinggir jalan dan warung gudeg yang buka tengah malam.
Mencintai
Tika mengajarkan aku untuk tidak sombong dengan hidupku, untuk selalu menjaga
dan menghargai orang-orang yang ada di sekitarmu. Cinta Tika membuatku legawa. Seperti halnya Jogja yang
memberiku satu wejangan yang pasti: Sepanjang kamu masih bisa tertawa dan
bersenda gurau bersama orang-orang yang kamu sayangi, maka itulah kebahagiaan.
To be continued…
No comments:
Post a Comment