Dhanan
Gue
menggenggam sekeping CD di tangan gue erat-erat. Sebuah mixtape. Cuma buat dia.
Jadi
begini, lo pernah nggak, cinta secinta cintanya sama seorang perempuan? Cinta
banget sampe-sampe lo rela hidup lo jungkir balik, bumi lo gonjang ganjing,
cuma karena dia?
Please banget
ya kan ya, sebagai seorang lelaki sejati, apalah arti otot dan perut
kotak-kotak hasil sit up dan angkat
beban setiap pagi ini kalo lo akhir-akhirnya berakhir bertekuk lutut di hadapan
seorang perempuan. Bye bye, macho…
Dan
sayangnya itulah yang sedang gue alami. Sekarang.
Tapi,
selayaknya laki-laki biasa yang juga manusia, tentu tak lepas dari salah dan
dosa kan ya? Apalagi kalo dosanya berwujud perempuan cantik rupawan berkulit
putih mulus langsing imut selayaknya Melody JKT48. Ya gimana gue nggak khilaf.
Begini,
lo bayangin Melody JKT48 tiba-tiba dateng ke depan rumah lo, kemudian
menghambur ke pelukan lo sambil nangis-nangis karena abis putus sama lakinya.
Bendera
putih, dude. Bendera putih. Pertahanan
gue hancur.
Sini dik, sini abang peluk, biar adek hepi lagi…
Ngerti
kan? Oh, kalo lo laki-laki, lo pasti ngerti dilema gue. Respect bro. Tapi kalo lo cewek, lo pasti merutuki gue sebagai
buaya darat. Iya, itu istilah favorit kalian kan?
Girls,
asal lo tau aja, buaya itu mamalia yang paling setia lho, karena dia hanya
punya satu pasangan seumur hidupnya.
Oke,
anyway, Melody JKT48—mulai sekarang panggil aja dia dengan sebutan Melody—yang peluk-able
itu terus menerus mendatangi gue dengan tingkahnya yang manja dan imut. Nikmat
mana lagi yang engkau dustakan. Awalnya dia selalu datang dengan tampang kusut
berderai air mata karena belum bisa move on dari mantannya. Tapi lama kelamaan,
senyumnya merekah, setelah gue ajak main-main. Eh ini main-main beneran lho,
kalian jangan mikir yang aneh-aneh ya.
Lihatlah,
gue pahlawan banget.
Gue
berada di atas angin sampai kemudian, Alita, matahari terbit gue, oasis gue,
bidadari gue, memergoki gue lagi main-main sama Melody. Mampuuuus.
Marahlah
Alita. Minta putuslah dia.
Gue
merasa kiamat sudah dekat.
Oke,
walaupun statement ini akan bikin gue
terlihat lembek, tapi gue mau jujur. Cuma Alita lah cewek yang bisa bikin gue
jadi gue yang sesungguhnya. Gue nggak pernah ada kepikiran buat serius sama
cewek, sampai gue ketemu Alita. Alita dengan segala kejudesan dan
kecerdasannya. Alita yang nggak pernah lupa buat ngingetin gue buat makan (dan
mandi, ohiya, gue ini males banget mandi), yang selalu ngomel kalo jaket gue
bau apek keringet, dan yang selalu jadi demonstran pertama kalo gue udah
ngeluarin rokok gue.
Ini kenapa
yang gue inget selalu yang galak-galaknya ya?
Jadi,
karena dia galak. Dan sebagai laki-laki yang cinta matinya kebangetan sama dia.
Ngg… jujur, cuma mixtape ini solusi yang ada di kepala gue saat ini. Kata Mario
Teguh sih, jadi laki-laki harus berani ngomong langsung. Malah kalo kata Felix
Siauw gue harus berani ngelamar.
But, dude, ini
untuk pertama kalinya gue takut. Iya, gue takut dia bilang langsung di depan
muka gue kalo dia udah nggak cinta lagi sama gue.
Anjir,
mau dikemanain ya titit gue kalo gini caranya? Ah. Bodo deh.
Cinta
gue ke Alita udah keterlaluan sampe gue takut menghadapinya. See, kalo bukan cinta, ini namanya apa
coba?
Alita
Aku
membolak-balik mixtape yang tadi pagi
sudah nongkrong di depan pintu kamarku. Dari Dhanan.
Aku mendesah. Breaking up with him is the hardest thing I’ve
ever done in my life.
Ini bukan pertama kali
Dhanan main-main sama cewek lain. Walaupun aku sudah cukup paham dan mengerti
bahwa main-main itu ya sungguh-sungguh main-main.
“There’s nothing serious, Lit. Kita cuma have fun, kamu
nggak percaya sama aku?”
Mau
percaya gimana, Dhan…
Ini bukan
perkara aku nggak percaya, aku percaya sama kamu. Aku percaya kamu sayang cuma
sama aku. Ya iyalah, lagian juga cakepan aku ketimbang Melody-Melody itu (ini
kenapa aku ikutan manggilnya Melody ya?) But,
it hurts me so much untuk menyadari bahwa kamu nggak bisa having fun sama aku, dan lebih memilih
untuk having fun sama mereka, ya
Melody-Melody-mu itu.
So maybe… it’s not about you. It’s all about me.
“Aku
nggak bisa lagi, Dhan. We’re over. This
is too painful.”
Dan
setelah itu aku pergi. Dan Dhanan nggak berkata apa-apa lagi.
…I'll
make you a mixtape that's a blueprint of my soul
It may sound grand but babe it's all you need to know
I'll make you a mixtape that will charm you into bed
It details everything that's running round my head…
It may sound grand but babe it's all you need to know
I'll make you a mixtape that will charm you into bed
It details everything that's running round my head…
(Mixtape – Jamie Cullum)
Aku
memasukannya ke pemutar CD-ku. Pemutar CD yang waktu itu hunting-nya juga sama kamu. Pemutar CD yang waktu itu harganya aku
tawar abis-abisan ke abang penjualnya sampe kamu nggak tega dan bilang, “Alita,
kalo kamu sampe nawar lagi, aku balik. Udah, biar aku aja yang bayar selisihnya
kalo kamu masih nggak ikhlas bayar segini.”
“Abang penjual
itu juga punya istri dan anak yang harus dihidupi, Alita. Lagian kamu segitunya
amat nawar, emang kenapa sih?”
“Gemes
aja, hon. Wanita…”
Dhanan
hanya mengelus-elus rambutku lembut. Gesture
andalannya untuk membuatku nurut sama dia.
Itulah
Dhanan dengan segala tingkahnya yang selalu membuat aku kagum padanya. Satu
titik dia bisa bau banget nggak mandi dua hari, tapi di titik lain, tiba-tiba
dia bisa bijaksana banget. Nggak tau ya itu bijaksananya pas lagi hoki aja apa
gimana kali ya.
The Mixtape
Track
01 – Terdiam (Maliq & D’Essential) – Ini waktu aku liat kamu di parkiran
kampus. Kamu lagi jalan kepanasan sambil makan choki-choki. Cantik. Saking
cantiknya aku mau deketin kamu langsung saat itu nggak berani. Grogi.
Track 02
– Juwita (Aditya) – Ini waktu berhasil kenalan sama kamu. Aku masih inget kamu
pake kaos warna ungu. Dan jaket putih. Dan kamu ketawa ketawa geli waktu aku aja kenalan.
Track
03 – All I Need is You (Guy Sebastian) :
Aku nembak kamu di depan rumah kamu. Nembaknya nggak sengaja dan nggak direncanain.
Waktu itu kamu bilang ‘ati-ati di jalan’ sambil senyum yang bikin jantung kebat
kebit. Aku nggak tahan terus keceplosan ngomong aku sayang kamu deh. Maaf ya
nggak romantis. Untung kamu jawab iya -_-“
Track
04 – Harder to Breathe (Maroon5): Berantem pertama. Kamu liat aku jalan sama
Annisa.
Track
05 – My Chemical Romance (Disenchanted) : Berantem kedua. Kamu liat aku jalan
sama Sandra.
Track
06 – That’s Why You Go Away (MLTR): Berantem ketiga. Kamu liat aku jalan sama
Tantri.
Track
07 – Ello (Kau Bukan Kekasihku): Berantem keempat. Aku marah sama kamu
gara-gara kamu marah karena aku jalan (lagi) sama Sandra
Track
08: Tangled (Maroon5) Kamu liat aku jalan sama ****** (Sebut saja Melody).
Selesai.
Track
09 – I Want You Back (Soulvibe): Ini keadaan aku sekarang. Kacau. Aku nggak
tahu harus ngomong apa karena aku tahu kamu nggak akan percaya. Maaf karena aku
bahkan nggak bisa bisa ngomong secara langsung. Maaf karena aku nggak gentleman. Iya, aku takut, Lit. Aku
takut menghadapi kenyataan kalau kamu muak sama aku. Itu saja udah terlalu
menakutkan buat aku.
Yang
jelas Lit, buat aku, aku masih pengen ada track-track
selanjutnya dalam kisah kita.
Tapi
aku nggak tahu kalo kamu gimana.
Makasih
udah mau dengerin ya, Alita.
I love you. I always do.
Alita
Aku merasa
mataku perlahan melamur. Basah. Sampai kemudian basah sekali. Those words are simple yet meaningful. Sumpah
ya, Dhanan. Kalo kamu sampe minta orang lain bikinin kata-kata ini, tampar!
I love you too, Dhanan.
But I can’t handle the pain you’ve made.
Dhanan
Gue
cuma bisa berdoa lamat-lamat semoga mixtape
yang gue bikin buat Alita bisa merepresentasikan apa yang gue rasakan saat ini. Itu aja
kalo dia mau dengerin sih. Daripada gue dateng dan ngomong babibu nanti
jatohnya ngegombal, kan berabe.
Sebenernya
sih gue pengen banget masukin lagunya D’Masiv yang Cinta Ini Membunuhku di mixtape itu. Kayaknya itu lebih mewakili
perasaan gue. Tapi yang ada gue ntar malah diketawain sama Alita sih.
Please
Kanjeng Gusti, gue sayang banget sama ini perempuaaaan…. Aaarghh…
Alita
Aku pernah dengar, when it comes to men who are romantically interested in you, it’s really simple. Just ignore everything they say and only pay attention to what they do.
Is this enough?
Is this enough?
Menurut
kamu, aku harus ngapain?
No comments:
Post a Comment