Friday, May 22, 2015

Hening



Sebelum kamu, hentak hati tak pernah seburu-buru ini. Mengembang dan mengempis seakan menunggu henti.

Setiap senja adalah desir magis yang tak pernah akan dapat kulewati nikmatnya. Bersamamu dunia tak lagi hanya. Bersamamu rasanya tak ada lagi tanya.

Kamu membawaku merona merah jambu. Seperti anak bayi yang masih lucu dan lugu. Setiap hari adalah petualangan. Setiap hari adalah tantangan. Dan juga kenangan.

Sampai tiba saat aku mempertanyakan keindahanmu. Dalam pejam mata aku bergumam semu, kemana semua ini berlabuh?

Lalu yang adalah hening. Hening yang panjang tanpa adanya titik. Hening yang begitu pekat membuatku seakan terhisap dalam pusaran kenangan dan pertanyaan yang membuat jengah. Apakah ini salah?

Hening ini semakin membuat pening. Kugenggam lengan kananmu erat. Sambil bersandar di dadamu yang hangat. Sampai bisa terdengar jelas desah nafasmu yang berat.

Dan juga degup jantungmu.

Deg. Deg. Deg.

Hanya ada hela nafas dan degup jantung diantara segala hening yang membekukan ini. Hanya ada aku dan kamu. Tidak berpandangan. Tidak berbicara. Tidak juga mau beranjak.

Apakah kamu juga sedang menunggu pertanda?
Pertanda yang menuai harap akan sebuah jawab. Pertanda yang membuka kotak pandora antaraku dan kamu.

Dimanakah pertanda itu? Dimanakah kita harus mencari?

Kamu memelukku semakin dalam ke dadamu. Apakah kamu memintaku untuk mencari pertanda itu di sana, di dalam dadamu?

Kudengarkan lagi dengan seksama.

Deg. Deg. Deg. Deg. Deg.

Ramai. Bising. Pusing.

Tak perlu lagi menunggu pertanda.
Heningku bukan lagi heningmu.


2 comments:

  1. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Aku membaca beberapa tulisan di blog ini.
    Bahasanya ringan, mengangkat topik yang menarik juga :)

    Sayang ya sempat berhenti lama, semoga semakin asik ngeblognya dan berkarya lebih banyak tulisan yang asik :D
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, terima kasih ya sudah berkunjung ke kotakpermenkaret.
      Terima kasih juga apresiasinya ^^

      Delete