Wednesday, May 27, 2015

Hal-Hal Tentang Kapan

Kapan lulus? Kapan kerja? Kapan kawin? Kapan hamil? Kapan anak kedua? Kapan anaknya kawin? Kapan anaknya nanyain kapan?

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa semua pertanyaan tentang kapan itu benar-benar melelahkan untuk didengar apalagi dijawab. Sudah berapa banyak kampanye #AntiKapan didengung-dengungkan (bahkan sampai ada orang yang bikin kaosnya), toh nyatanya pertanyaan Kapan itu selalu saja menghampiri. Entah kenapa pertanyaan tentang kapan selalu ada di sekeliling kita.

Kapan. Seakan-akan hidup ini kompetisi bukan? Seakan-akan kita pun tahu jawabnya. Kalau kita selalu tahu jawaban dari kapan, lalu buat apa kita hidup? Dimana seninya? *ahsek*

Ah, nggak ah,  saya tidak akan menulis wisdom­ dan ceramah tentang bagaimana kita harus berempati terhadap hal-hal seperti ini kok. Saya yakin sudah banyak blog dan kampanye yang mengangkat isu menyebalkan ini :))

Saya justru sedang ingin refleksi diri, karena saya juga kadang-kadang… entah kenapa… menanyakan Kapan. Padahal sumpah mati saya sampai jengah dengan pertanyaan semacam ini.

Disitulah saya kemudian jadi mikir, kenapa ya saya menanyakan hal ini?
Apa yang ada di kepala saya?
Apakah saya benar-benar ingin tahu?

Tidak. Saya tidak benar-benar serius. Sesungguhnya, saya hanya sedang basa-basi. Karena nggak tahu lagi topik apa yang harus saya lontarkan dari mulut saya.

Karena jika saya benar-benar peduli… Saya nggak akan menanyakan hal-hal seperti ini.

Disitulah saya sampai pada titik dimana… Ketika orang-orang mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan itu, mungkin sebenarnya mereka sedang kehabisan topik saja, nggak usah dipikir serius.

Like, really, hal-hal tentang kapan ini sebenarnya nggak usah dibawa ke hati. Orang cuma buat basa-basi. Ya kalau di luar negeri basa-basinya dengan ngomongin cuaca, kalau di Indonesia nanyain kapan kawin.

Intinya, nggak usah geer-geer amat kalau orang peduli sama hidup lo. Itu cuma basa-basi. 5 menit kemudian lupa. Ice breaker semata. Gitu aja kok repot.

Jadi, kapan?
*ngomong sama langit-langit*


*ditulis sembari bobok-bobok imut sambil menahan nyeri haid

No comments:

Post a Comment