Sunday, October 2, 2011

Diving. Dreaming. Leaping

Tuhan bersama orang-orang yang tidak meng-update blognya selama delapan bulan lebih.

Yeah, time flies, darling.

Ocean!

Semua orang memiliki hal-hal aneh yang kadang mereka ingin wujudkan.
Kalau saya, selain jadi astronot (lupakan, lupakan..) saya selalu ingin menyelam. Maksud saya, menyelam di laut tentu saja. Bukan di kali, apalagi di kolam renang.
Tapi harapan saya luntur perlahan-lahan seiring bertambahnya umur. Dan saya semakin sedih karena tau bahwa menyelam saja butuh lisensi khusus. Harus punya sertifikat. Ya kali sertifikat, renang aja cuma bisa gaya katak -____-
Ya tetap saja ya, nggak tau kenapa, saya selalu terobsesi dengan laut. Hal ini membuat saya selalu bisa duduk anteng di depan tivi nggak peduli dunia tiap channel NGC, NGC Wild, atau Animal Planet menayangkan sesuatu yang berbau-bau laut. Berbau ikan-ikan. Berbau take di dalam laut. Apalagi kalau mereka sudah shoot terumbu-terumbu karang. Mampus saya bisa garuk garuk lantai. And I swear to God, those cameramen are so damn lucky having those experiences. *super iri*
Hal itu juga yang membuat saya sangat suka kartun Finding Nemo. Dan yah, seperti yang saya lakukan pada setiap kartun, apalagi Disney Pixar, I always cry over and over again everytime I watched it. Apalagi adegan Marlin panik waktu Nemo kejebak di jaring nelayan.
I do adore ocean. Saya pernah lagi pusing hidup—yeah, kamu tahu, keadaan sangat pusing sampai kamu nggak tau mau cerita apa dan cuma pengen diam sambil nggak mikirin apapun—dan nggak sengaja muter NGC tentang hiu-hiu martil. Dari jauh kayaknya saya cuma mantengin layar biru karena mostly memang adegannya diambil di bawah laut. Tapi beneran, nonton acara itu sangat menenangkan. Mungkin kayak gitu rasanya meditasi *macak pernah meditasi*.
Pun sebenarnya tempat rekreasi favorit saya itu enggak muluk-muluk. Bukan tempat aneh yang mengeja namanya aja susah, apalagi tempat unik garong nan menantang bahaya yang jarang dikunjungi.

Cukup Sea World. Yes, sea world is like heaven on earth. Bisa bayangin nggak sih, berada di tempat yang isinya cuma ikan-ikan berenang? Isn’t that cool? Dan sedihnya, saya baru pernah sekali ke Sea World. 20 tahun hidup di dunia, saya baru pernah sekali ke Sea World.
Bulan madu ke Sea World, udah cukup bikin saya bahagia. *ceritanya ngomong ke future husband.* Eh tapi, Sea World kan ada banyak di dunia… Sea World mana dulu… huahahaha. *digampar*
Yah, mungkin karena itu juga saya enggak pernah mabuk laut.
Dan yah, mungkin karena itu juga imajinasi saya suka aneh-aneh kalau saya sedang berenang.
Kalau berenang, entah kenapa saya selalu memilih berenang di DSC. Yah selain karena indoor, tapi karena di hari-hari tertentu, DSC itu bisa sepiiii sekali. Feels like i’m the owner of that pool. Anehnya bukannya takut, saya malah senang sekali berenang sendirian. Jika otak sedang liar, saya suka berpikir bagaimana kalau tiba-tiba keluar hiu dari kolam renang. Nampaknya saya akan mati bahagia, because those sharks… They are cute. Just like dino :D
Dan to be honest, dulu waktu sempat beredar gosip UGM mau bikin kolam lumba-lumba, ketika yang lain pada nyinyir, sebenernya dalam hati saya seneng banget! Sayangnya kayaknya itu cuma gosip.
Ups.

A Journey to the Past

Saya selalu senang mendengarkan lagu-lagu lama. Playlist saya adalah lagu-lagu Dian Pramana Poetra, ME, Michael Learns to Rock, atau kalaupun bukan dari artis lama, kebanyakan lagu-lagunya adalah lagu remake.
Jadi, kadang-kadang saya suka melakukan my own journey to the past.
You gotta do this at home, the best “orgasm”-nya adalah ketika kamu sedang membereskan kamarmu sendiri. Feels like this whole world is on my own.
Kalau sedang membereskan kamar, saya bisa menghabiskan waktu hampir seharian. Kebanyakan karena saya keasyikan membuka barang-barang lama. Saya menemukan kertas binder warna-warni koleksi SD, komik balerina buatan sendiri -_- (yang mengingatkan saya betapa saya dulu hobi banget menggambar dan sekarang hobi itu menghilang bagai lenyap ditelan bumi).
Kadang saking selo-nya, saya bablas memperhatikan nilai-nilai rapor saya dari jaman SD, dari kelas 1 SD matematika dapet 10 bulet sampe kelas 1 SMA matematika nggak tuntas -____- degradasi otak. Hidup memang getir.
Saya nggak tahu, apakah saya yang sudah masuk generasi oma-oma atau bagaimana. Tapi kayaknya anak kecil jaman sekarang sibuknya ngalah-ngalahin saya deh.
Jadi inget semester kemarin, dalam rangka bikin tugas iklan, saya dan teman-teman saya sempat kelabakan nyari talent. Since kebetulan produknya Oreo, ya of course talent-nya adalah anak-anak.
Anak-anak jaman sekarang, sibuknyaa. Les pelajaran, les balet, les sempoa, latian basket, latian renang, bahkan sampai kursus aktivasi otak tengah (!!!). Yassalaaam...
Baru ini ada sejarah sekelompok mahasiswa rela nungguin anak kecil les.
Kayaknya jaman dulu saya pulang sekolah kerjaannya nonton Amigos, Cardcaptor Sakura, sama Dolce Maria deh. Abis itu main polisi-polisian sama tetangga. Kalo enggak main PS.
Degradasi kecerdasan... Kayak gini mau aktivasi otak tengah...
Pun saya agak jiper ngeliat adik saya yang kemaren daftar SMP. Yoyo mamen, tesnya, lagi-lagi Yassalam, tes psikologi, tes IQ, tes bahasa inggris, dan tes komputer. Demi kanjeng nabi, pelajaran komputer pertama saya adalah ketika saya menempuh pendidikan sekolah menengah atas a.k.a SMA.
Silahkan ketawa.
Jadi saya agak make sense lah kalo eyang saya yang dulunya kepala sekolah SD nyerah ngajarin cucunya yang masih SD. Boro-boro eyang, aku aja nggak bisa, Yang. Saya sampai merasa berada di tengah-tengah kuis Are You Smarter than a Fifth Grader.
Semua ini lumayan bikin saya bersyukur sudah bukan anak-anak lagi. Sama stresnya kayaknya. Percayalah adik-adik, mumpung masih anak-anak, isilah hari-harimu dengan main dan selo. Hidup selo!
Saya masih ingat masa-masa ketika saya pulang sekolah jajan bakso ojek, penthol, bakso kanji (produknya sama, tapi beda kota, beda istilah -_-), beli mainan boneka-boneka kertas (i called it ‘bongkar pasang’), bangun pagi-pagi demi nonton Minky Momo, Hamtaro, atau Wedding Peach, nggak mau les demi Cardcaptor Sakura ataupun Dulce Maria, dan masih banyak lagi.
Itu adalah masa-masa menyenangkan ketika saya menganggap bahwa mantra Wingardium Leviosa-nya Harry Potter itu benar-benar bisa menerbangkan benda. Jaman ketika adegan ciumannya Derby Romero dan Sherina di Petualangan Sherina jadi topik pembicaraan hangat antara saya dan teman-teman cewek saya. “Uuu, mereka ciuman loooh! Aaa, mau ah nonton lagi!”
Padahal itu kan cumak cium pipi. Krik. Krik. Krik...

Somehow I wonder, masa lalu kadang terasa sangat menyenangkan. Dan membuat kita kepingin sekali kembali ke masa-masa itu.
Sampai saya sadar, someday i will miss my present. Semuanya terlihat baik-baik saja karena kita telah melaluinya kan? Dan someday I will pass this one, dengan membiarkan Tuhan melakukan pekerjaan-Nya.
Iya deh. Urip kuwi mung numpang ngguyu. Saya sering banget mengingat kesetresan jaman dulu, dan lalu akhirnya saya ketawa. Karena, tidak peduli saya pada akhirnya melalui hal itu dengan baik atau buruk, saya sudah melewatinya. It's passed anyway, and i just laugh.
Belajar, ujian dapet A, ngguyu, dapet C, yo ngguyu (karo nangis), tur bar ngulang yo ngguyu meneh. Betapa enak hidup itu sebenarnya.
Cari duit, diabisin lagi, dicari lagi, diabisin lagi. Selain numpang ngguyu, urip kuwi mung numpang ngombe karo pipis, ternyata.

Jadi saya sekarang suka menggetok kepala saya sendiri kalau sedang galau masa depan. *Tidakkah istilah ini sangat hip di kalangan mahasiswa? Khususnya mahasiswa semester tu…ehek..wa. Tua. Galau Futuristik, kalau mau istilah yang lebih keren.

Just be thankful.
Karena masih bisa hidup sampai saat ini, masih bisa mengupload postingan terbaru di blog, tidak punya masalah dengan polisi (ini apa pula -_-), masih bisa berada di sekeliling orang-orang yang dicintai, dan masih punya mimpi untuk menyelam di bawah laut, berenang sama lumba-lumba, atau menyentuh terumbu karang.
Tidak semua yang kita inginkan harus tercapai. Tapi yang saya tahu, selama saya masih punya keinginan, selama itulah saya percaya saya masih hidup.
Di dasar laut, cahaya minim sekali. Ikan-ikan mungkin tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depan mereka, cuma genangan air laut yang biru. Tapi setidaknya, mereka menikmatinya. They swim and swim like dancing and that's why they are beautiful.

We cannot design our life. Mengutip dialog di salah satu serial tv kesukaan saya, How I Met Your Mother, ketika Lily berkata ke Ted waktu Ted jatuh bangun meniti karir arsiteknya.

Lily : “You can’t design your life like a building. It doesn’t work that way. You just have to live it, and it will design itself.”
Ted : “So, what….? I should just do nothing?”
Lily : “No, Listen to what the world is telling you to do and take the leap.”

Just... just take the leap.

011011
Dengan enggan mengganti kalimat “mahasiswi tahun kedua” menjadi “mahasiswi tahun ketiga” di profile blog. Ew, it’s creepy.

5 comments:

  1. pertama kali iseng baca, ternyata tulisannya bagus dan bisa membuat tersenyum pembaca. Tidak terlihat kesombongan ditulisannya, sederhana, salut. atau mungkin cuma perasaanku aja, karena kbtulan saya jg suka dngerin lagu2 lawas dan nginget2 masa2 dulu wkt kecil. Rencananya pg bkin mesin waktu!

    Thanks anyway tulisannya bisa menghibur saya yg iseng baca (blm bs tidur).

    Ngomong2 soal laut. Coba2 lah snorklingan dulu kalo males bkin license. Karimunjawa lg ngetrend buat mhsswa jmn skrg, dan dkt dr jogja. Good choice.

    salam kenal!

    ReplyDelete
  2. makasiih. you have a nice blog too ;)
    ah iya sih, dr dulu kepingin banget ke karimunjawa tapi belum sempet2 diwujudkan. insya allah next holiday hehe :)
    happy reading!

    ReplyDelete
  3. tulisanmu bagus sar!!! tapi jarang posting sayangnya..... ayo menulis lagi.. ^^

    ReplyDelete
  4. Suka bgt tulisan ini, krn lg galau futuristik jg,haha
    Walo tulisan lama, tp enjoy bgt bacanya, bahasanya ngalir mudah dimengerti, uda gt lucuu ;D
    Keep posting ya saraah, miss ya :)

    ReplyDelete